Berada di zaman serba digital, seharusnya membuat kita semua mulai dari masyarakat hingga kalangan Pemerintahan dapat melek dengan teknologi.
Media online atau media siber pun terus bermunculan di seluruh Indonesia, tak terkecuali Provinsi Aceh dan khususnya Aceh Utara.
Setiap berita saat ini dapat kita nikmati dengan sangat cepat dan dalam hitungan detik sudah bisa kita akses melalui mesin pencari di internet yang sudah familiar seperti google dan mozilla dan sejumlah mesin pencari lainnya terkait apa peristiwa yang terjadi saat ini.
Salah satunya berita tentang keberhasilan lifter putri asal Desa Serba Jaman Tunong, Kecamatan Tanah Luas, Kabupaten Aceh Utara, Nurul Akmal, yang berhasil meraih medali perunggu di SEA Games Vietnam.
Sebelumnya, Nurul Akmal juga membawa harum nama Aceh dan tentunya Aceh Utara dikancah Internasional melalui ajang olimpiade 2020 dengan torehan medali perunggu.
Namun, berdasarkan pengakuan Nurul Akmal di beberapa media online besar tanah air dan media lokal Aceh. Dia mengaku kecewa, dua kali dia meraih medali di kancah internasional, namun tidak ada sedikitpun rasa empati dari Pemerintah Kabupaten Aceh Utara di mana dia berasal.
Sebuah pesan whatsApp ucapan selamat atas keberhasilan dirinya meraih medali yang seharusnya bisa dikirim dalam hitungan detik pun dia tidak terima dari Pejabat di Aceh Utara.
Seharusnya, prestasi seperti ini menjadi momentum Pemerintah Aceh Utara untuk tampil membusung dada karena atlet asal Aceh Utara berprestasi di kancah Internasional. Minimal ada prestasi yang dibanggakan, disaat sektor lain masih carut marut di Kabupaten ini.
Atau mungkin Bupati Aceh Utara, Wakil Bupati Aceh Utara, Sekda Aceh Utara hingga Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata tidak memiliki nomor kontak Nurul Akmal sehingga mereka tidak dapat mengucapkan sebuah ucapan selamat atas prestasi atlet di daerahnya.
Zaman sekarang, semua orang menggunakan media sosial, Sekda Aceh Utara contohnya, beliau aktif sekali di aplikasi Instagram, tapi tak satupun ucapan untuk Nurul Akmal yang notabene warga Aceh Utara terucap olehnya.
Kadisporapar Aceh Utara harus lebih peka terhadap atlet Aceh Utara yang memiliki prestasi. Apalagi yang minim prestasi, Disporapar harus membina mereka agar bisa membuat harum nama Aceh Utara.
Kepada pejabat Aceh Utara, tidak ada salahnya simpan nomor handphone atlet berprestasi, ya minimal bisa kirim pesan saat mereka berprestasi.
Ucapan selamat pun konon dikirim belakangan, saat semua sudah basi karena dipepet tekanan kanan kiri!!
Pernyataan Kadisporapar Aceh Utara di salah satu media lokal Aceh pun jadi hambar, penghargaan yang mau dikasih baru akan didiskusikan dengan pimpinan disaat sudah kebakaran jenggot. Seperti sudah hujan, baru sibuk mencari payung.
Masak sih pejabat tidak mau kirim ucapan selamat untuk atlet berprestasi di daerahnya, disaat orang-orang malah ingin panjat sosial dengan keberhasilan orang lain.
Saiful Anwar
Warga Matangkuli