Tahun 2024, Dinkes Aceh Besar Sukses Turunkan Stunting Hingga 16,2%

Kadinkes Aceh Besar menyapaikan kata sambutan pada pembukaan penimbangan dan pengukuran serentak di Gampong Lambaro Samahani beberapa waktu lalu. FOTO/DOK DINKES ACEH BESAR

MEDIASATUNEWS | ACEH BESAR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Besar berhasil mencatatkan penurunan signifikan angka stunting dari 30,1% pada tahun 2023 menjadi 16,2% pada tahun 2024. Data ini berdasarkan pengukuran terintegrasi yang dilakukan Dinas Kesehatan Aceh Besar pada bulan Juni 2024.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Aceh Besar, Anita SKM MKes, Rabu (07/08/2024). Menurutnya, keberhasilan penurunan angka stunting ini berkat pengukuran dan penimbangan yang dilakukan secara menyeluruh terhadap 31.273 balita di Posyandu seluruh Aceh Besar. “Jumlah yang ditimbang dan diinput di aplikasi sama dengan jumlah sasaran, sehingga kita bisa melihat angka stunting yang lebih akurat,” terangnya.

Namun, meskipun ada penurunan signifikan, Anita menekankan pentingnya terus melakukan intervensi khususnya terhadap 3.743 anak yang berisiko mengalami wasting agar tidak bergerak menjadi stunting.

“Intervensi gizi, termasuk pemberian susu, telur, dan gizi yang cukup sangat penting untuk mencegah peningkatan angka stunting,” tambahnya.

Strategi Intervensi Mulai dari Remaja hingga Ibu Hamil
Dalam upaya mencegah stunting, Dinas Kesehatan Aceh Besar menerapkan berbagai program intervensi yang dimulai dari remaja hingga ibu hamil. “Kami memberikan pemeriksaan HB dan tablet tambah darah (TTD) kepada remaja putri minimal 25 tablet setahun,” kata Anita.

Selain itu, calon pengantin juga diberi penyuluhan dan pemahaman agar siap untuk hamil. Untuk ibu hamil, Anita menyebutkan pentingnya personal hygiene dan konsumsi makanan bergizi, serta asupan obat tambah darah dan asam folat.

“Ibu hamil harus mengonsumsi 90 tablet obat tambah darah dan asam folat selama masa kehamilan. Ditambah dengan sayur, buah, dan protein, InsyaAllah aktivitas ini akan menurunkan angka stunting,” jelasnya.

Kemudian, sambung Anita, setelah melahirkan, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama menjadi fokus utama. “ASI eksklusif sangat penting dan harus dipenuhi oleh ibu menyusui. Setelah itu, baru kita perkenalkan makanan tambahan yang bergizi,” kata Anita.

Menurutnya, di bulan September, Dinas Kesehatan Aceh Besar melakukan pemeriksaan berkala terhadap remaja putri untuk mendeteksi anemia. “Kami melakukan pemeriksaan HB dan memberikan TTD kepada remaja putri. Tahun depan, kami akan mengusulkan anggaran untuk memperbaiki kondisi anemia di kalangan remaja,” ungkap Anita.

Kendati itu, Anita menegaskan pentingnya keberlanjutan program ini dan perhatian khusus terhadap anak-anak yang berisiko stunting. “Untuk menurunkan angka stunting, intervensi harus dimulai dari remaja hingga ibu hamil dan ibu menyusui. Ini adalah upaya holistik yang memerlukan kerjasama semua pihak,” tandasnya.

Penurunan angka stunting di Aceh Besar merupakan prestasi yang patut diapresiasi, namun tantangan masih ada. Dinas Kesehatan Aceh Besar berkomitmen untuk terus melanjutkan upaya ini agar generasi mendatang terbebas dari stunting.(**)

Penulis: NurmalaEditor: redaksi