MEDIASATUNEWS | BANDA ACEH – Kepala Balai Penjamin Mutu Pendidikan Aceh, Muhammad Anis menyampaikan bahwa pendidikan di Aceh menghadapi krisis kualitas yang serius.
Data menunjukkan hampir 70 persen siswa Indonesia, termasuk di Aceh, berada di bawah standar kompetensi literasi yang diharapkan, untuk itu, program Merdeka Belajar menjadi langkah strategis dalam memperbaiki kualitas pendidikan.
Anis juga menekankan pentingnya pengelolaan data pendidikan yang lebih akurat, serta pemanfaatan teknologi, seperti 39.085 unit Chromebook, yang masih belum optimal. Di samping itu, ia juga menyuarakan komitmen untuk meningkatkan pendidikan inklusif di Aceh.
Anis juga mengingatkan bahwa meskipun Aceh sering menghadapi bencana alam yang mengganggu proses belajar mengajar, upaya pemulihan yang cepat tetap dilakukan.
“Maka perlunya peningkatan pemahaman tentang kebijakan pendidikan di tingkat sekolah, terutama terkait penanganan kekerasan dan masalah lainnya agar dapat diterapkan dengan lebih efektif,” ujar Anis, Minggu (22/12/2024).
Sebelumnya pada Sabtu (21/12), Dinas Pendidikan Aceh menyelenggarakan kegiatan Refleksi Akhir Tahun Sektor Pendidikan 2024 di Aula Dinas Pendidikan Aceh. Acara ini menjadi momentum penting untuk mengevaluasi capaian sektor pendidikan sepanjang tahun sekaligus menyusun strategi pendidikan Aceh ke depan.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh Marthunis menekankan pentingnya peningkatan kualitas pendidikan melalui pengembangan kompetensi guru. Hal ini, katanya, dilakukan melalui asesmen dan pelatihan berkelanjutan.
Ia juga memaparkan data terkait angka putus sekolah, lulusan vokasi, dan alokasi anggaran pendidikan Aceh. “Kami sangat berharap masukan dan kritik dari berbagai pihak untuk bersama-sama membangun pendidikan Aceh yang lebih baik,” ujar Marthunis. []
Sumber: InfoPublik