Ulat Manggot Jadi Pakan Alternatif Petani Tambak di Lhokseumawe

Ulat Manggot, Salah Satu Pakan Alternatif Yang Digunakan Petani Tambak di Lhokseumawe (Foto : Saiful Anwar / Mediasatu.id)

Lhokseumawe – Salah seorang petani tambak di Desa Ulee Jalan, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, mulai membudidayakan Larva Black Soldier atau ulat maggot, sebagai pakan alternatif bagi unggas dan ikan lele budidaya miliknya sejak satu bulan terakhir. Selain murah dan tinggi protein, pakan alternatif ini juga dianggap ramah lingkungan.

Di lokasi  budidaya ikan lele inilah, Abdul  Hadi, warga Desa Ulee Jalan, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, mulai membudidayakan Larva Black Soldier atau ulat maggot,  sebagai pakai alternatif bagi unggas maupun ikan yang dibudidaya nya.

Selain tinggi protein dan cara budidaya nya yang tergolong mudah, pakan alternatif dari hewan yang dikenal sebagai pemakan sampah organik ini, juga dianggap ramah lingkungan lantaran dapat mengurai sampah.

Abdul Hadi menyebutkan, sebelumnya dirinya cuma membudidayakan ikan lele dan sejumlah unggas lainnya, namun seiring mahalnya harga pakan pabrikan, membuat Hadi berfikir untuk membudidayakan ulat maggot ini untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. untuk bisa membudidayakan pakan alternatif tersebut, Hadi mengikuti pelatihan dari salah seorang Perwira TNI di Jajaran Kodam Iskandar Muda selama tiga hari.

Menurut Hadi, sejauh ini sejumlah petani tambak lokal, mulai melirik maggot yang dibudidayanya sebagai pakan alternatif pengganti pakan pabrikan, yang saat ini tergolong mahal.

Jika diperjual belikan, harga satu kilogram pakan alternatif ini hanya enam ribu rupiah, harga tersebut lebih murah dibandingkan dengan pakan pabrikan yang berkisar antara dua belas ribu hingga tida belas ribu rupiah per kilogram.

“Kalau masalah pakannya sebenarnya mudah cara memperoleh asalkan kita berusaha  karena dengan limbah terbuang bisa kita pakai, ujar,  Abdul Hadi, Petani Tambak.

Sementara itu, Komandan Koramil Enam Belas Banda Sakti, Kapten Ronny Mahendra mengatakan, budidaya Larva Black Soldier atau ulat maggot ini, merupakan program ketahanan pangan  bagi masyarakat  yang berdampak  pandemi Covid-19 saat ini.

Pihaknya memilih petani tambak di Desa Ulee jalan ini, lantaran di desa ini memiliki tambak yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi program ketahanan pangan.

“Ini adalah bagian dari ketahanan pangan kepada wilayah setempat sehingga pandemi tidak terasa bisa kita siasatinya dan bisa mengkreasikannya dengan tetap menjaga ketahanan pangan yang ada di masyarakat,” Kapten Ronny Mahendra, Danramil 16 Banda Sakti.